#Aliran Rasa [Melatih Kemandirian Anak: Menghilangkan Kenyamanan]

Pada Game Level 2 kali ini, kami kembali belajar banyak hal. Melatih kemandirian anak. Namun sebelum melatih anak, saya dan suami sepakat melatih diri kami berdua dulu. Hal ini penting menurut kami. Tidak adil rasanya jika kami menuntut anak untuk mandiri, sementara orang tuanya masih menyandarkan tanggungjawabnya kepada orang lain. Maka dalam melatih kemandirian Labibah ini, saya dan suamipun membersamainya untuk belajar.

Saya menetapkan 3 poin kemandirian untuk Labibah, yaitu:
a. Makan dan minum sendiri
b. Meminta dengan menunjuk/menyebut (tanpa merengek)

Sedangkan kami berdua adalah membersihkan sendiri peralatan yang habis kami gunakan, termasuk mencuci piring dan menata tempat tidur (melipat selimut dan kasur).

Hari-hari awal, penuh peluh keringat. Saya harus membersihkan sisa-sisa makanan Labibah di lantai, di bajunya, belum lg jika baju saya terkena juga. Cucian yang lebih banyak karena noda makanan, juga setiap pagi yang selalu mengingatkan suami untuk melipat selimut sendiri.

Untuk makan nasi, Labibah masih tercecer-cecer. Sementara jika finger-food, dia sudah lihai. Alhamdulillah. Namun perjuangan belum berakhir.

Poin kedua, alhamdulillah hasilnya bisa membuat kami tersenyum lega. Labibah sudah bisa menyebut 'cucu' jika ingin minum ASI. Menyebut 'bubu' jika ingin tidur. Pun ketika meminta sesuatu, sedikit demi sedikit dia berusaha menyebut namanya atau keinginannya. Jika akhirnya dia merengek atau menangis, saya akan diam tidak menurutinya. Saya katakan, 'Adek, kalau sambil nangis Bunda nggak ngerti. Ayo, coba gimana ngomong yang baik?' Sambil saya arahkan dia ke barang/sesuatu yang diinginkannya, dan menanyakan 'Mau ini ya? Atau yang ini?' Jika dia diam dan tersenyum, berarti yang dimau sudah didapat. :)

Untuk tanggungjawab saya dan suami, sepertinya sedikit lebih menantang. Karena mungkin sudah terlanjur jadi kebiasaan dan butuh niat kuat untuk berubah. Belum sepenuhnya, namun kami berusaha terus berbenah. Semoga selalu konsisten. Karena sudah waktunya kami keluar dari zona nyaman.

Komentar

Postingan Populer