#GPA Day 9 [Menikmati Rumah Berantakan, Cara Agar Tetap Waras]

Setelah kemarin hanya berduaan dengan Labibah, sepertinya hari ini kami juga akan kembali we time, tanpa siapa-siapa di rumah. Sudah bisa dipastikan akan ada adegan baru darinya yang membuat isi rumah tak lagi sepi. Meskipun hanya berdua, namun suasana rumah kami selalu ramai.

Jangan ditanya, apa rumah kami selalu rapi? Oh, tidak.. Meskipun sudah disapu berkali-kali, bekas mainan Labibah pasti akan menghiasi setiap sudut ruangan rumah. Entah di kamar, ruang tengah, ruang tamu, dapur atau ruang makan. Sekilas memang terlihat sumpek ya, namun jika mau melihat lebih dalam lagi, akan timbul rasa syukur yang luar biasa. Bagaimana jika tak ada Labibah? Pasti rumah ini akan terus rapi, teratur dan wangi. Namun kehadiran Labibah yang ditandai dengan berserakannya mainan di mana-mana, dan kadang juga dibarengi bau ompol, adalah wujud syukur yang tak boleh kami hindari. Apalagi dibatasi. Bebas saja, sesuka Labibah bermain apa.

Lalu, apa bisa terus "waras" dengan keadaan seperti itu? Bisa dong. Sangat bisa.

Pertama, bagi kami sekeluarga, ini hanya soal waktu. Sebentar lagi Labibah akan besar. Tak lagi-lagi dia main masak-masakan dengan tumpahan air bercampur tanah yang meluber ke mana-mana. Tak lagi-lagi dia main cat air atau pewarna makanan lalu mengenai badan hingga bajunya berubah warna pelangi. Semua itu hanya sebentar saja jika kita mau sedikit legowo.

Kedua, turunkan standar kebersihan. Jika sebelum menikah dan ada anak, bolehlah standar kebersihan kita 100%. Namun setelah ada anak dan mengejar 100% itu bagai menggapai bulan, memicu stress, marah-marah, bukankah itu hanya bikin capek dan laper? Sayang lho tenaga kita dibuang percuma. Jadi yang kita butuhkan hanya perlu berdamai dengan keadaan. Menurunkan standar yang tadinya harus, jadi okelah nggak papa. Cukup mudah, bukan? :)

Ketiga, kembalilah jadi anak-anak lagi! Hayo, angkat tangan siapa yang merindukan masa kecil yang bahagia? Maka tak ada salahnya lupakan sejenak urusan pekerjaan rumah yang menumpuk. Cobalah bermain bersama anak dan berubahlah jadi anak-anak kembali. Dampaknya, kita bisa menjalin hubungan yang semakin dekat dengan anak, menyelipkan nilai dengan dongeng, ngobrol dari hati ke hati. Hingga saat diminta untuk membereskan mainan, anak akan dengan senang hati melakukan. Sama sekali tanpa paksaan. Karena ia baru saja bermain dengan temannya, bukan orang tuanya.

Nah, saat sudah bahagia dan waras, bukankah peluang tersenyum lebih besar dan cemberut lebih kecil? Dijamin, pasti semua ibu akan awet muda. Makin mempesona dan dicinta keluarga. :)

#20022018
#RumahKita
#2y1m5d
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
#PekaAkanUnikAnak

Komentar

Postingan Populer