#GPA Day of 4 [Memaknai, Mengapa Aku Di Sini?]

Tempat tinggal merupakan tempat berpijaknya kaki kita. Berdiri di sana untuk bertahan hidup. Namun kadang kita tak sadar, mengapa sih saya di sini. Kurang enak, kurang nyaman, dan kurang-kurang yang lain. Lalu, bagaimana mau bersyukur?

Beberapa hal di bawah ini menjadi alasan, mengapa saya ada di sini?

1. Menemani Mertua
Dari awal setelah menikah, suami memboyong saya untuk tinggal bersama orang tuanya, yakni mertua saya. Hal ini kami tujukan agar orang tua suami tak kesepian. Kami niatkan pula untuk menjaga mereka. Jadi jika sewaktu-waktu ada yang dibutuhkan, kami sebagai anaknya selalu ada.

Awalnya memang sempat ada keinginan untuk mengontrak rumah. Namun saat kami maknai lagi, ternyata tinggal bersama orang tua adalah hal tepat. Saudara-saudara kami, kesemuanya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah masing-masing. Itulah akhirnya keputusan tinggal bersama orang tua, bagi kami sudah benar.

2. Belajar Hidup Rukun di Desa Guyub
Daerah tempat tinggal kami merupakan masyarakat majemuk. Mulai dari pekerjaan, agama, juga pendidikannya. Hal yang membuat saya belajar banyak pengalaman salah satunya dari sisi agama. Masyarakat desa kami tinggal agamanya beragam. Ada Islam, Kristen, namun ada juga yang menganggap agamanya dengan istilah Kejawen.

Awal-awal tinggal di sini, saya merasa agak kikuk. Belum tahu siapa yang Islam, siapa yang Kristen, dan siapa yang Kejawen? Semua terlihat sama. Nyaris tak ada masalah dalam hidup bertetangga walau kami berbeda agama.

Saat lebaran, tetangga kami yang beragama Kristen berkunjung ke rumah kami. Sebaliknya, saat ada tetangga yang merayakan Natal, kami berkunjung ke rumahnya. Benar-benar terasa kekeluargaannya.

Meminjam kata-kata tetua di desa kami, semua masyarakat di sini adalah saudara. Lahir dari nenek moyang yang sama. Maka tak ada alasan untuk tak bertenggang rasa antara satu dengan lainnya.

3. Menikmati Kota Penuh Keramahan
Malang, menjadi kota di mana saya akan menghabiskan sisa hidup bersama keluarga di sini. Malang selalu punya kesan segar dan ramah. Di mata saya, Malang pesonanya tak pernah mati. Banyak sekali kemudahan dan suasana alam yang dapat saya temui.

Banyak orang tentu tahu jika Malang adalah kota pelajar. Nah, saya yang gemar mengoleksi buku merasa terbantu sekali dengan tinggal di Malang. Togamas, Gramedia, Wilis, Dian Ilmu, Bayakub, Qudsi, UMM Bookstore adalah deretan tempat-tempat saya berbelanja buku.

Pun di sini komunitas yang sevisi dengan kita sangat mudah ditemukan. Tinggal kita mau mencari dan bergabung apa tidak? ;)

Akses transportasi di Malang pun begitu mudah. Banyak sekali angkutan desa dan kota yang bisa dimanfaatkan. Di sini pun kita akan difasilitasi dengan adanya transportasi online yang belum tentu ada di setiap daerah.

Selain semua itu, hal yang paling saya syukuri dari Malang adalah suasana alamnya. Kegilaan saya terhadap pemandangan alam seakan terobati. Ada Bedengan, Coban Putri, Coban Rondo, Coban Talun, Coban Rais, dan coban-coban yang lain. Pantai Sendang Biru, Goa China, Balekambang, dan lainnya. Semua tempat ini sanggup menawarkan ketenangan yang saya inginkan.

Sering lapar? Hoho. Sama. Saya juga. *ups*. Jika berada di Malang, tak perlu lagi kita takut kehabisan bahan makanan. Berbagai macam sayur dan buah, adalah komoditas yang paling banyak dihasilkan. Jikapun tak berminat masak, banyak juga rumah makan dengan berbagai khas daerah hadir di sini.

Seakan tak ada habisnya membicarakan kota bunga ini. Anda, yuk berbagi sisi unik tempat tinggal saat ini! :)

#15022018
#DiRumah
#2y1m
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
#PekaAkanUnikAnak

Komentar

Postingan Populer